Museum Asi Mbojo

Asi Mbojo merupakan bangunan bersejarah yang memilki keunikan arsitektur. Bangunan berlantai dua tersebut dibangun pada tahun 1927, hasil perpaduan gaya Eropa dan Bima yang menggantikan bangunan istana sebelumnya pada abad ke-19 yang bergaya Portugis. Arsiteknya adalah putra Ambon bernama Rehatta.

Asi Mbojo dengan luas area 500 meter, berfungsi tidak hanya sebagai tempat bagi kediaman pemimpin rakyat Bima, tetapi juga sebagai pusat pemerintahan, seni, budaya, pengadilan, dan pusat penyiaran agama Islam. Asi Mbojo dibangun dengan sumber dana dari anggaran belanja kesultanan dan harta pribadi sultan dengan cara gotong royong bersama rakyat.

Asi Mbojo kini telah berubah fungsi menjadi Museum Daerah Kabupaten Bima yang menyajikan berbagai benda peninggalan masa kesultanan Bima. Ruangan-ruangan atau kamar-kamar yang dulu dipakai sultan dan keluarganya masih ditata seperti kondisi aslinya, juga dipamerkan berbagai bentuk keris-keris sultan dan petinggi yang dipakai pada masa kejayaannya. Di bagian dalam museum, ada juga sebuah kamar yang pernah ditinggali Presiden RI pertama Soekarno ketika bermalam di Bima.


ASI Mbojo merupakan bangunan bersejarah dua lantai yang memiliki luas total 500 meter. Dibangun pada tahun 1927. Digunakan sebagai istana Sultan Bima dan memiliki keunikan arsitektur, karena menggabungkan gaya Eropa dan gaya Bima. Gaya arsitektur ini menggantikan gaya Portugis yang sebelumnya diterapkan pada bangunan ini pada abad ke-19. Arsiteknya adalah orang Ambon bernama Rehatta.

Sebelumnya, ASI Mbojo tidak hanya difungsikan sebagai Istana Sultan Bima, tetapi juga sebagai pusat administrasi, pusat seni budaya, istana dan pusat Islamisasi. Dana pembangunan ASI Mbojo diambil dari belanja kesultanan dan kekayaan pribadi Sultan. Sepanjang proses pembangunan, masyarakat Bima juga turut membantu dan bahu-membahu.

Kini, ASI Mbojo telah berubah fungsi menjadi Museum Daerah Kabupaten Bima dan memamerkan benda-benda peninggalan Kesultanan Bima, seperti keris Sultan dan keris pemimpin lainnya. Tata ruang kamar yang ditempati Sultan dan keluarga, masih ditata seperti aslinya. Bahkan, ada sebuah ruangan yang pernah digunakan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, saat menginap di Bima.