Cerita di Balik Wadu Pa'a (Pahatan Batu)

Dahulu ada sebuah perang panca  panda di tanah Jawa, sehingga kelima saudara panca pandawa pergi dari tanah jawa menuju negeri seberang untuk menepati janji Dewata, Sang Bima dan Sang Kula pergi ke arah timur.

Dalam perjalanan itu mereka berlima banyak sekali menemukan hal yang aneh , dan sang kula karena di hinggap rasa penasaran akhirnya berhenti dan tidak meneruskan perjalanannya, karena penasaran mereka pun sembari menyelidiki hal yang sempat membuat mereka penasaran,  namun Sang Bima terus melanjutkan perjalanannya  ke timur  dan tibalah dia salah satu tempat yang bernama Satonda, , Sotanda adalah Pulau kecil yang berada di bagian utara tanah Bima, di daerah Bima ini terdapat kepala suku adat dan Ncuhi ro Naka.

Menurut mitos yang berada di sekitar wilayah setempat, banyak orang-orang yang tidak berani menuju pulau Satonda di karenakan ada seekor naga yang bersisik ganas yang telah menguasai pulau dan perairan di Satonda.

Tibalah sang Bima di pulau dan bertemu dengan seekor naga yang konon mitosnya terdengar ganas, namun terbalik dari mitos yang beredar seekor naga yang terkenal ganas itu terlihat kagum terhadap Sang Bima yang gagah dan tampan yang berani menginjakkan kakinya di pulau satonda. Karena rasa penasaran naga itu bertanya "Wahai manusia janganlah takut. Mari mendekat. Apakah maksud kedatanganmu di tempat ini yang terpencil dan sunyi ini?"

"Aku berasal dari negeri yang amat jauh, aku tergugah untuk singgah di sini karena melihat alam yang permai. Aku Sang Bima satu diantara 5 bersaudara yang disebut panca Pandawa" jawab Sang Bima.

Mendengar itu sang naga merenung dan teringat akan kehidupannya dahulu sebelum ayahnya meninggal. Ia adalah seorang putri dari kerajaan yang cantik dan rupawan dengan kehidupan yang megah. Setelah ayahnya meninggal, banyak yang ingin merebut kekuasaan sebagai raja. Ia berhasil kabur dari kekalutan itu beserta pengasuhnya yang setia, tak lama pengasuhnya meninggal dunia dan ia dirubah wujudnya oleh Dewata Yang Maha Kuasa menjadi naga bersisik emas. Namun ia ingat akan janji Dewata, bahwa ia dapat berubah bila ada salah seorang panca Pandawa yang bersedia mengawininya.

Tentu dengan segala merasa sangsi dari naga akhirnya Sang Bima dan naga dapat hidup bersama, sungguh kegembiraan yang dirasakan oleh naga yang kini bernama Putri Tasik Sari Naga oleh Sang Bima. Wujud Putri Tasik semakin berubah menjadi seperti sebelumnya dengan bertahap dan Sang Bima tetap menjalankan misi ke arah timur seorang diri yang kemudian akan kembali kepada Putri Tasik.

Setibalah Sang Bima ke tempat yang dituju dan ia memahat sebuah tebing batu karang yang terbentang dihadapannya. Lalu datanglah Ncuhi Padolo dan Ncuhi Dara menemuinya, dan ini awal cerita terbentuknya kerajaan Bima dan batu yang dipahatnya itu terkenal dengan nama Wadu Pa'a yang ada hingga saat ini.

Sumber: Cerita Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)